About Honda Megapro Club Makassar

My photo
makassar, sulawesi selatan, Indonesia
chapter pertama honda megapro club di pulau sulawesi SEKRETARIAT JL. ADHYAKSA BARU NO 38 KOPDAR JL. SOMBAOPU (DEPAN PASAR LAMA) TIAP MALAM MINGGU

Thursday, October 30, 2008

HONDA MEGAPRO CLUB MAKASSAR STREET FIGHTER




MODIFIKASI MEGA PRO STREET FIGHTER (HMPC MAKASSAR)

Friday, October 24, 2008

PHOTO TOURING BANTAENG N SIDRAP






Turing Berkendara Berkelompok
By: Andi Firmansyah / HMPC


Turing rame-rame, manstabst Bro..
Rasanya ini salah satu kegiatan yang paling diinginkan oleh Bikers bergabung dengan club. Saya yakin semua paling senang dengar kata: “TURING”.

Berkendara berkelompok atau konvoi mengasyikkan dan menambah pengalaman, juga mengajarkan kita untuk toleran terhadap sesama rekan, menghormati pengendara lain diluar kelompok dan mentaati peraturan lalu lintas.

Tapi kegiatan ini tidak boleh begitu saja dilakukan tanpa persiapan, demi untuk menjaga tujuan dari turing itu sendiri yaitu fun, rekreasi. Jangan sampai acara yang sudah disiapkan oleh rekan-rekan yang lain berubah jadi berantakan karena tidak bisa dinikmati oleh sebab kurang siapnya salah satu atau beberapa anggota.

Berikut tips yang perlu disiapkan:

1. Persiapan Fisik
a. Kondisikan fisik dan stamina dengan prima, jangan begadang malam sebelumnya atau lembur, tidur yang cukup agar bisa berkonsentrasi dan menikmati perjalanan. Minum vitamin juga baik. Supplemen rasanya tidak banyak membantu, malah mungin hanya akan memicu jantung untuk bekerja extra yang tidak perlu.
b. Tidak dalam pengaruh alkohol dan obat terlarang, club harus tegas untuk hal ini kepada anggotanya. Jangan minum obat yang bisa menyebabkan kantuk, ini berbahaya.

2. Persiapan Pribadi/Personal
a. Helm pengaman, sebaiknya full face, untuk boncengan setidaknya half face. Haram menggunakan helem ember/cetok ! Sebaiknya dengan kaca bening bila juga direncanakan untuk berkendara untuk malam hari. Siang hari bisa menggunakan tambahan kacamata gelap agar tidak silau.
b. Sarung tangan full cover, bukan yang setengah karena tidak melindungi sepenuhnya. Bila tidak biasa memakai sarung tangan jangan dipaksakan, tapi sebaiknya dibiasakan bahkan untuk sehari-hari. Sebaiknya boncengan juga meggunakan sarung tangan, bukankah resikonya sama dengan pengendara?
c. Body Protector, kalau memang punya silakan dipakai, ini lebih melindungi. Disarankan menggunakan Knee/elbow protector, decker, shoulder.
d. Jaket, paling bagus yang memang diperuntukkan untuk mengendarai sepeda motor (abrasive resistant).
e. Sepatu yang benar-benar sepatu, bukan sepatu sandal, sandal gunung, atau yang lain. Paling bagus yang melindungi mata kaki. Safety shoes juga cukup bagus untuk melindungi. Boncengan juga wajib memakai sepatu yang pantas.
f. Jas Hujan, gunakan yang model setelan (baju+celana), bukan model Batman/Ponco, karena akan berkibar-kibar mengganggu konsentrasi pengendara, menutupi lampu, bahkan potensial mencelakakan bila tersangkut misalnya masuk ke rantai. Boncengan juga wajib menggunakan jas hujan setelan ini.
g. Pakai pakaian yang sesuai untuk kondisi. Pakaian dingin untuk suasana dingin, pakaian adem bila cukup panas, jangan sampai perjalanan jadi tidak enak karena “salah model”.
h. Pakaian cadangan untuk di lokasi atau bila basah, sarung tangan dan kaos kaki cadangan. Plastik secukupnya agar bagasi tidak basah dan untuk tempat pakaian kotor. Tapi jangan terlalu banyak seperti akan pindah rumah, karena beban terlalu banyak akan menyulitkan handling.
i. Peralatan mandi, tentunya tidak ada yang mau dipinjam sikat giginya.
j. Obat-obatan pribadi, obat sakit kepala, masuk angin, dll (tapi harap perhatikan juga efeknya). Pakai Sun Block agar tidak terbakar matahari.
k. Uang seperlunya.
l. Bekal makanan secukupnya sekedar penghilang rasa lapar di rest point. Air secukupnya untuk mencegah dehidrasi. Permen untuk penghilang kantuk.

3. Persiapan Kendaraan
a. Tune-up kendaraan setidaknya sehari sebelum berangkat dan test sampai layak.
b. Kondisi Mesin harus sudah siap untuk perjalanan jauh.
c. Ganti oli bila sudah waktunya.
d. Periksa dan Ganti busi bila sudah waktunya (2000-3000km), bawa juga busi cadangan.
e. Ketegangan rantai 1.5 sampai 2cm, sprocket belum aus, lumasi yang cukup.
f. Roda-roda: kembang ban masih belum sampai batas indeks, tekanan angin sesuai kondisi (solo atau boncengan, lihat buku manual), kondisi velg bagus dan tidak oleng, jeruji tidak longggar. Tekanan ban terlalu kencang akan mengurangi daya cengkeram/jarak rem, licin bila basah, dan tidak nyaman. Kurang tekanan mengganggu pengendalian dan boros bensin. Gunakan setidaknya ban standar (depan 2.75 atau 90/80, belakang 3.00 atau 100/90), jangan menggunakan ban cacing atau ceper karena beresiko pecah. Lager/bearing dalam kondisi baik.
g. Rem berfungsi dengan baik, ketebalan kanvas rem belakang (brake shoe) dan depan (brake pad) masih dalam batas indeks, minyak rem tambahkan bila kurang, ganti bila sudah tua.
h. Kabel-kendali berfungsi dengan baik, kabel kopling, kabel gas, lumasi bila perlu. Bawa kabel kopling cadangan (refill kabel vespa dengan nipel).
i. Suspensi berfungsi dengan baik, hindari suspensi ceper atau anting2 shock.
j. Sistem kelistrikan berfungsi dengan baik. Periksa lampu depan, lampu jauh, lampu sign, dan lampu indikator.
k. Lampu hazard, untuk membedakan anggota kelompok dengan masyarakat.
l. Body dan baut-baut pengikat tidak kendor, foot step tidak goyang. Baut-baut mesin tidak kendor.
m. Kaca Spion berfungsi maksimal, jangan menggunakan spion asesoris yang datar. Gunakan spion yang bisa melihat jauh kebelakang. Paling bagus adalah spion standar. Gunakan keduanya, kiri dan kanan, bukan kanan saja. Kaca spion juga digunakan untuk mengontrol jarak anggota regu dibelakang.
n. Toolkit standar bawaan pabrik.
o. Bohlam lampu cadangan.
p. Senter
q. Jangan menggunakan setang model jepit. Pengalaman dengan setang ini mudah patah bila jatuh dan menyulitkan team teknis.
r. Jangan menggunakan Sirine, lampu rotator, lampu stobo dan blitz, untuk menghindari kesan arogan. Bila memang harus menggunakan, hanya untuk petugas yang ditunjuk. Lebih baik dengan ijin Pak Polisi.
s. Hindari penggunaan klakson dan bunyi-bunyian yang tidak perlu. Gunakan hanya untuk darurat agar tidak membingungkan petugas konvoi dan menghindari arogansi.
t. Hindari asesoris yang tidak perlu, bunyi-buyian rem angin yang mengganggu konsentrasi, baut-baut rudal yang bila lepas bakal mencelakakan rekan dibelakang.
u. Sebaiknya gunakan spatbor dengan mudguard agar rekan dibelakang tidak kena percikan.
v. Hindari knalpot free-flow / tanpa silencer, bising dan arogan.
w. Jangan gunakan mika rem bening dengan bohlam putih karena menyilaukan pengendara dibelakang.

4. Surat-surat Kelengkapan
a. SIM yang masih valid.
b. STNK yang masih berlaku, BPKB tidak perlu kecuali mau jual motor….
c. KTP

5. Persiapan Kelompok
a. Rider Cadangan, bila salah satu anggota tidak mampu melanjutkan mengendarai.
b. Tali tambang penarik bila ada masalah yang mengharuskan.
c. Rantai cadangan.
d. Toolkit
e. Baut/mur cadangan seperlunya.
f. Sekering
g. Ban dalam, alat pencongkel ban, dan pompa kecil.
h. Team Teknis yang ditunjuk sebelumnya.
i. Ijin Kepolisian.

6. Sebelum Berangkat
a. Hadir paling lambat 1 jam sebelumnya, untuk mendengarkan briefing dari ketua rombongan dan pemimpin regu.
b. Tangki terisi penuh, penuh berarti penuh !
c. Berdoa sebelum berangkat

7. Hal-hal yang patut dihindari
a. Arogan di jalan dan di tujuan
b. Show-off, berjalan meliuk-liuk, beratraksi, wheelie atau stoppie.
c. Mendengarkan walkman dll.
d. Mengganggu pengendara lain diluar rombongan, mengintimidasi, membentak atau memaki.
e. Blocking jalan, menggunakan sirine, memainkan klakson, menggunakan lampu blitz.
f. Menerobos larangan, lampu merah, melanggar aturan lalin, melanggar marka jalan, naik trotoar, dll.

8. Hal yang terpuji
a. Sapa Polisi / petugas yang sedang menjalankan tugas dengan simpatik.
b. Sapa Club lain dengan tanda simpatik (Bikers code).
c. Hormati masyarakat sesama pengguna jalan dan di tempat tujuan. Mungkin mereka ada di jalan dengan keperluan yang lebih mendesak dibandingkan dengan kita yang hanya sekedar jalan-jalan. Di tempat tujuan jaga kelakuan / Attitude agar masyarakat lebih simpati terhadap klub kita dan Bikers umumnya.

9. Etika kelompok
a. Mematuhi pemimpin regu dan petugas konvoi, ini mutlak !! Lebih baik tidak memberangkatkan pembangkang sejak awal.
b. Tidak mendahului pemimpin rombongan dan petugas.
c. Formasi dipertahankan, tapi tetap mempertimbangkan keselamatan diri dan pengguna jalan lain.
d. Meneruskan hand/foot code secara estafet.
e. Tidak mengeluarkan hand/foot code kecuali petugas yang ditunjuk.
f. Dahulukan konvoi atau kendaraan lain yang lebih urgent seperti ambulance, pemadam kebakaran, polisi, rombongan pejabat dan lain2 sejenisnya seperti diatur dalam Undang-Undang Lalu Lintas.
g. Dilarang menggunakan Lampu rotator dan atau strobo berwarna biru, merah dan kuning, seperti diatur dalam UU Lalin.
h. Batasi Penggunaan klakson secara berlebihan, gunakan hanya untuk darurat.
i. Jangan bertindak agresif kepada pengendara dan pengguna jalan lainnya. Mintalah jalan dengan sopan.
j. Tidak memaksakan diri jika sudah lelah yang teramat sangat. Lapor kepada petugas touring terdekat atau beri tanda dengan mengangkat telapak tangan terbuka keatas. Lebih baik beristirahat sejenak bila sudah lelah.
k. Jaga jarak (PENTING !), antisipasi rem mendadak dan beri ruang untuk gerakan manuver. Two Second Rule harus ditegakkan. Dengan formasi single file jarak antara pengendara setidaknya dua detik. Dengan formasi double file staggered jarak setengahnya.
l. Jangan berkendara bersisian seperti di film “Chips”, percayalah ini sama sekali tidak aman !

10. Petugas dan Formasi
a. Road Captain, RC: Penanggung jawab keseluruhan rombongan yang ditunjuk, dipilih dari anggota yang paling bijak. Posisi boleh diantara rombongan (anggota). Road Tugas RC memilih Group Leader, menentukan rute, memilih rest point, menentukan pembagian anggota grup.
b. Group Leader, GL: Pemimpin regu, bila rombongan cukup besar dan harus dibagi menjadi beberapa regu kecil. GL bersama-sama RC menentukan rute tapi berhak merubah bila dipandang tidak aman. Tugas GL menentukan kecepatan dan ritme rombongan. Memilih petugas-petugas. Posisi didepan anggota. GL bisa merangkap sebagai GL juga. GL mengeluarkan hand/foot code untuk diteruskan secara estafet oleh member.
c. Voorijder / Fore Rider, VR, pembuka jalan. Tugas VR menandakan kepada khalayak bahwa akan ada rombongan yang lewat, bila diperlukan bisa dengan sirine atau lampu stobo (dengan ijin khusus). Posisi VR agak jauh didepan rombongan.
d. Safety Officer, SO: Mengamankan barisan dari potensi bahaya, melakukan blocking terhadap persimpangan tanpa traffic light (dengan bijak tanpa kesan arogan), menghalau dengan sopan pengendara lain yang bertahan memasuki rombongan (dengan tetap mempertimbangkan keselamatan diri, member dan masyarakat yang dimaksud). SO memperingatkan anggota bila melanggar etika dan aturan, juga mengingatkan bila member terlalu rapat atau terlalu pelan.
e. Tail Gunner / Sweeper, SW: Penyapu, sebagai penutup rombongan. SW bertugas “menghalangi” agar rombongan tidak dimasuki oleh penyusup (dengan bijak dan tanpa kesan arogan), menghalau dengan sopan bila ada yang terlanjur masuk dan cenderung untuk bertahan. SW memperhatikan tanda kelelahan/trouble anggota, segera menginformasikan kepada GL setelah situasi aman. Salah satu fungsi SO dan SW adalah escorting (mengawal) kendaran lain diluar rombongan yang hendak mendahului dengan aman.
f. Anggota/Member: peserta rombongan. Wajib patuh kepada semua petugas, meneruskan hand/foot code oleh GL secara estafet, mentaati etika dan aturan Lalin.
g. Technical Officer, TO: Member / beberapa member yang ditunjuk yang mengetahui cara mengatasi masalah teknis di jalan. Biasanya ditempatkan pada Grup paling akhir.
h. Medical Officer, Med: Member / beberapa member yang ditunjuk yang paham teknik-teknik P3K atau Basic Life Support (Lebih baik bila telah dilatih sebelumnya). Ditempatkan pada Grup paling akhir.
i. Jumlah regu normal antara 9-15 (termasuk GL=1, VR=1, SO=2, SW=2).
j. Saat ini ada kecenderungan untuk membagi grup menjadi lebih ringkas menjadi 5 orang (termasuk GL=1 dan SW=1), dengan cara ini tidak diperlukan petugas yang banyak. Ini dilakukan dengan pertimbangan mempercepat laju dan menghindari arogansi kelompok. Sangat cocok untuk daerah yang padat dan rawan macet. Formasi ini juga memudahkan pemakai jalan lain untuk mendahului bila ingin. Juga memperkecil resiko accident beruntun.
k. Formasi standar ada dua macam: Single File, berjalan beriringan satu garis dengan jarak 2 detik. Dan Double File Staggered, berjalan beriringan dua garis dengan jarak 2 detik tiap garis atau 1 detik antara tiap motor (zig-zag).
l. Formasi ditentukan oleh RC dengan mempertimbangkan kondisi jalan dan traffic.
m. Kecepatan standar 40-60 di dalam kota, 60-80 diluar kota.
n. Juga dikenal formasi Pawai atau Rolling, dengan berjalan bersisian 2-2, tentunya hanya boleh dilakukan dengan kecepatan sangat rendah di dalam kota. Sangat tidak dianjurkan dilakukan saat turing dengan kecepatan diatas 20-30kpj.
o. Tempatkan member sesuai dengan urutan skill, yang paling lemah setelah GL, begitu juga dengan yang berboncengan.

11. Hand Code / Foot Code yang lazim digunakan

Kode-kode ini hanya kesepakatan, tiap club mungkin punya kebiasaan berbeda,
Tetapi sebagai referensi kode-kode dibawah bisa digunakan.
Tanda (E) dibelanakang kalimat menakan isyarat ini harus diteruskan secara estafet sampai kebelakang.
Penggunaannya harus dilakukan dengan bijak, memperhatikan situasi. Harus dilakukan saat jarak masih cukup untuk mengantisipasi hingga handling tidak terganggu. Juga harus mempertimbangkan agar jangan sampai bermakna provokatif kepada pengendara lain yang tidak mengerti akan tanda ini.

1. READY ?. Siap untuk berangkat?, GL mengangkat jempol keatas bertanya kepada Member (E).
2. MAJU. GL menepuk kearah depan, mendorong telapak tangan terbuka kedepan. Dilakukan setelah SW mengangkat jempol tanda semua member siap.

3. FORMASI SINGLE FILE, Telunjuk menunjuk keatas diatas kepala (E).

4. FORMASI DOUBLE FILE STAGGERED, Telunjuk dan Jari Tengah, atau Telunjuk dan Kelingking menunjuk keatas diatas kepala (E).

5. ARAH KE KIRI, menunjuk ke kiri dengan telunjuk (E).

6. ARAH KE KANAN, menunjuk ke kanan dengan telunjuk (E).

7. ARAH LURUS KEDEPAN, Sisi tangan membelah kedepan (E).

8. TURUNKAN KECEPATAN / HATI-HATI, telapak tangan menghadap kebawah, melambai menekan kebawah (E)

9. JANGAN BERISIK, jangan mainkan gas, jangan bunyikan klakson. Telunjuk menunjuk ke telinga (E).

10. NYALAKAN LAMPU DEPAN (Head Lamp), Telapak tangan menepuk kepala (Head). (E)

11. REST / ISI BENSIN, Telapak tangan menepuk tangki bensin, kadang juga dengan jempol menunjuk ke mulut (E).

12. BAHAYA DI KIRI, Lubang atau bahaya lain. Kaki kiri diturunkan. Hati2 menggunakan tanda ini, jangan terlalu tinggi agar tidak disangka akan menendang pengendara lain (E).

13. BAHAYA DI KANAN, Lubang atau bahaya lain. Kaki kanan diturunkan. Hati2 menggunakan tanda ini, jangan terlalu tinggi agar tidak disangka akan menendang pengendara lain (E).

14. BAHAYA MELINTANG DIDEPAN, JALAN RUSAK, SPEEDY BUMP, Kedua kaki diturunkan (E).

15. BERHENTI, Tangan dikepalkan diatas kepala (E)

16. MATIKAN MESIN, Sisi tangan memotong didepan leher (E).


Tambahan untuk Member:

17. SAYA ADA MASALAH, Member mangangkat telapak tangan terbuka keatas kepala. Tanda kepada Sweeper / Tail Gunner bahwa member ybs mengalami masalah dan minta untuk berhenti.






Demikian tata cara ini, dengan harapan agar kita lebih tertib dalam berkendara, jauh dari arogansi, mematuhi semua peraturan lalu lintas.

WE ARE BIKERS, NOT OUTLAW !!

Pesan dari Sponsor: Jauhi Narkoba, Perbanyak Kopdar………






* Jabat Erat Bikers Indonesia

Diambil dari berbagai sumber.
Foto-foto, thanks to Hendra, Property of Firmansyah.